Titah Banu Arum
merupakan salah satu mahasiswi dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Titah
juga merupakan mahasiswi aktif dari organisasi mahasiwa yaitu LPM Wartadinus.
Dari total 15 peserta yang mengikuti ajang Lomba Pidato ini, Titah masuk semi
Final dengan tema yang spontan yang pastinya membuat orang kaget. Tapi tidak
demikian dengan Titah ini karena Titah sudah berlatih sekian lama. Akhirnya
Titah pun keluar sebagai Juara 2 dalam lomba tersebut.
Lomba Pidato diadakan
di UPGRIS Semarang. Titah pun berhasil menyampaikan pidatonya dengan lancar
selama 3 Menit 50 Detik. “Bilih sak menika para kaneman sampun nyingkur saking
kabudayanipun piyambak, kepara kaanggep kina, jadul, mboten gaul.Lajeng sinten
ingkang badhe nerasaken budaya tilaran para leluhur ingkang sakalangkung agung
menika?... sumangga dipun wigatosaken murih kuncaraning jawi..” Begitulah salah
satu kalimat Pidato yang disampai kan Titah dalam Pidatonya. Ternyata di kampus
tempat titah mengemban Ilmu ternyata tidak ada prodi bahasa jawa. “Mungkin
karena saya terbiasa berlatih mendalang sejak kecil, jadi tidak kagok dengan
bahasa Krama Inggil” jelas Titah. Hobinya ternyata adalah Men-dhalang dan telah terbiasa untuk
mengatur intonasi dan suara-nya sejak ia masih kecil.
Titah juga senang
mengikuti berbagai lomba karena dapat menambah wawasan dan juga menambah Teman.
“Saya kira memang sudah kewajiban kita sebagai generasi bangsa untuk tetap
melestarikan budaya, salah satunya melalui bahasa. Bahasa Jawa yang menjadi
bahasa komunikasi keseharian kita, tentunya mengajarkan kita unggah-ungguh,
sopan santun terhadap siapa yang menjadi komunikan kita” ujar Titah di
Semarang. Titah mengambil jurusan Ilmu Komunikasi di salah satu Universitas
Swasta di Semarang.
EmoticonEmoticon